Roger Danuarta: Melihat Ibu Menderita Setiap Hari Itu Berat
Judul : Roger Danuarta: Melihat Ibu Menderita Setiap Hari Itu Berat
link : Roger Danuarta: Melihat Ibu Menderita Setiap Hari Itu Berat
TANGERANG, KOMPAS.com - Artis peran Roger Danuarta mengenang masa-masa saat ibundanya berjuang melawan penyakit jantung dan gagal ginjal selama 11 bulan terakhir.
Engnawati Atmadja, ibu Roger meninggal dunia dalam usia 63 tahun di sebuah rumah sakit pada Jumat (23/11/2018) pukul 17.50 WIB.
"Setiap hari lihat kondisi dia, sakitnya, penderitaannya, berhari-hari jaga, berat," kata Roger di Rumah Duka Oasis Lestari di Jatake, Tangerang, Minggu (25/11/2018).
Apalagi ia tetap harus menjalani aktivitas shooting sinetron kejar tayang di sela merawat ibunya yang rutin masuk keluar rumah sakit.
"Berat. Konsentrasi susah karena kepikiran ibu. Kalau hanya saudara mungkin enggak gimana banget ya, tapi ini ibu, kami satu rumah," ucap Roger.
Pemain sinetron Orang Ketiga itu mengenang ibunya sebagai figur yang baik, tak suka mencampuri urusan orang lain, kuat, tomboy dan berjiwa pejuang.
Ia mencontohkan, ibunya semasa hidup selalu terlihat bersemangat meski harus menjalani cuci darah tiga sampai empat kali seminggu. Semua itu dijalani dengan semangat. Semangatnya masih besar banget," kata Roger.
"Ibu itu segalanya ya. Dia yang membesarkan, dulu dari saya remaja yang belum ngerti, masih maunya sendiri, masih berontak, ya. Semakin dewasa semakin menyadari kalau dengan orangtua itu harus dekat, sebagai sahabat, teman, ya," ucapnya lagi.
Jenazah ibunda Roger saat ini disemayamkan di rumah duka dan akan dikebumikan di TPU Taman Kenangan Lestari, Karawang, Jawa Barat, Senin (26/11/2018) pagi.
Baca juga: Pesan Terakhir Mendiang Ibunda Roger Danuarta
Read Again http://bit.ly/2r395Mj
Demikianlah informasi dari Roger Danuarta: Melihat Ibu Menderita Setiap Hari Itu Berat
Anda sekarang membaca artikel Roger Danuarta: Melihat Ibu Menderita Setiap Hari Itu Berat dengan alamat link https://artis-media.blogspot.com/2018/11/roger-danuarta-melihat-ibu-menderita.html